ALGORITMA, FLOWCHART, DAN PSEUDOCODE
Istilah Pseudocode berasal dari gabungan kata pseudo yang berarti imitasi, palsu, menyerupai, atau mirip, dengan kata code yang artinya sebuah kode pemrograman.
Pseudocode yaitu kode yang mirip dengan kode pemrograman yang sesungguhnya.
Pseudocode merupakan cara penulisan algoritma yang menyerupai bahasa pemrograman tingkat tinggi.
Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian pseudocode adalah deskripsi dari algoritma pemrograman komputer yang menggunakan konvensi struktural dari suatu bahasa pemrograman, serta ditujukan supaya dapat dibaca oleh manusia, bukan dibaca oleh mesin. Pseudocode ialah langkah awal dalam merancang algoritma sebelum mengimplementasikannya dalam bahasa pemrograman tertentu.
Fungsi
Tujuan pseudocode adalah supaya dapat lebih mudah untuk dipahami oleh manusia, dibandingkan dengan menggunakan bahasa pemrograman yang umum dipakai.
Fungsi dan tujuan lain penulisan menggunakan pseudocode, sebagai berikut: Memudahkan penggunanya dalam memahami dan memperjelas cara menyelesaikan suatu masalah. Membantu penggunanya dalam menuliskan suatu algoritma yang dibuatnya. Sebagai alat dokumentasi.
1. Dokumentasi Awal dari Pengembangan Program
Fungsi pertama pseudocode adalah sebagai dokumentasi awal yang digunakan dalam pengembangan program.
Artinya, sebelum programmer mulai menulis kode sebenarnya dalam bahasa pemrograman tertentu, mereka dapat menggambarkan langkah-langkah dan alur kerja program menggunakan pseudocode.
Maka dari itu, pseudocode umumnya sangat bermanfaat dalam proses perancangan dan dokumentasi rencana kerja sebelum melakukan implementasi yang lebih rinci.
2. Mempermudah Keterbacaan Algoritma
Jika dibandingkan dengan kode sumber yang ditulis dalam bahasa pemrograman, pseudocode dapat lebih mudah dipahami oleh berbagai pihak, termasuk tim programmer yang mungkin tidak terbiasa dengan bahasa pemrograman tertentu.
Inilah mengapa struktur pseudocode sering digunakan dalam merancang prototype serta menggambarkan algoritma yang akan diimplementasikan dalam bahasa pemrograman tertentu.
3. Menafsirkan Alur Flowchart
Dalam proses pengembangan program, pseudocode juga membantu merinci langkah-langkah yang harus diambil dalam suatu proses tanpa terikat pada bahasa pemrograman tertentu.
Dengan pseudocode, pengembang dapat lebih mudah memahami konsep yang ada dalam flowchart dengan sintaks dan logika kode yang diperlukan dalam bahasa pemrograman tertentu.
Ini membuat proses pengembangan perangkat lunak menjadi lebih mulus dan dapat membantu mengurangi potensi kesalahan atau kesalahpahaman yang mungkin timbul ketika mengonversi alur diagram ke kode yang sebenarnya.
4. Memudahkan Komunikasi Antar Tim
Salah satu tujuan utama digunakannya pseudocode adalah memfasilitasi komunikasi antar tim developer agar semakin efektif dan efisien.
Pseudocode tidak disusun dengan bahasa pemrograman yang rumit sehingga sering kali digunakan untuk menjelaskan logika dan langkah-langkah algoritma tanpa harus terkungkung oleh bahasa pemrograman tertentu.
5. Mengurangi Kesalahan Penulisan Kode
Pada dasarnya, pseudocode adalah kode semu yang juga digunakan untuk membantu menavigasi keberadaan bug pada suatu program sebelum algoritma asli mulai disusun.
Sehingga secara keseluruhan, penggunaan pseudocode juga dapat membantu mengurangi potensi waktu yang terbuang untuk debugging dalam pengembangan perangkat lunak.
6. Bersifat Universal dan Tidak Terikat pada Bahasa Pemrograman
Pseudocode bersifat universal dan tidak terikat pada bahasa pemrograman tertentu. Sehingga, setiap pengembang dari berbagai latar belakang daoat berkontribusi dan memahami algoritma tanpa harus memiliki pengetahuan mendalam tentang bahasa pemrograman yang digunakan dalam implementasi.
ciri-ciri pseudocode
1. Tidak memiliki aturan baku secara sintaks, sehingga setiap tim pengembang dapat menyusun pseudocode sesuai gaya dan preferensi mereka.
2. Pseudocode umumnya ditulis dengan bahasa Inggris untuk memudahkan integrasi ke dalam bahasa pemrograman.
3. Pseudocode bukan termasuk bahasa pemrograman karena hanya berfungsi sebagai kode semu yang bersifat sementara.
4. Pseudocode umumnya lebih ringkas dibandingkan dengan algoritma dalam bahasa pemrograman yang sesungguhnya
5. Penulisannya tidak menggunakan bentuk diagram karena sering kali ditulis dalam urutan suatu kejadian atau permasalahan.
6. Pseudocode menggunakan bahasa yang mudah dipahami secara universal sehingga dapat diakses dan dimengerti oleh berbagai pihak, terlepas dari latar belakang pemrograman mereka.
Struktur Pseudocode
Secara umum, struktur pseudocode terdiri dari 5 bagian utama, yaitu:
1. Judul Program: Berisi judul utama dari algoritma pseudocode atau program yang akan dikerjakan.
2. Deklarasi: Mencakup keterangan-keterangan inti seperti konstanta atau variabel dalam algoritma.
3. Implementasi Algoritma: Bagian inti dari pseudocode yang berisi proses, langkah, atau perintah. Anda dapat menyusun algoritma dalam beberapa proses seperti perulangan (FOR), operasional, dan kondisional (IF/ELSE).
4. Output: Setelah algoritma diproses, pseudocode dapat mencakup langkah-langkah untuk menampilkan hasil keluaran atau menyimpan hasil ke dalam variabel.
5. Penanganan Kesalahan (Opsional): Jika algoritma memerlukan penanganan kesalahan, pseudocode juga bisa digunakan untuk mengatasi situasi tersebut.
Tips Cara Membuat Pseudocode
Pseudocode adalah kode semu yang tidak memiliki standar sintaks. Apabila Anda adalah pemula di dunia pemrograman atau sedang mempelajari apa itu pseudocode dan bagaimana implementasinya, berikut adalah serangkaian cara membuat pseudocode yang dapat dipelajari.
1. Ketahui Tujuan dari Pemrograman
Langkah pertama dalam membuat pseudocode adalah memahami apa tujuan dari sebuah aktivitas pemrograman terlebih dahulu.
Dalam hal ini, Anda perlu mengidentifikasi langkah-langkah dasar yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Tulis Isi Pseudocode Secara Deskriptif
Dalam tahap ini, Anda perlu menulis deskripsi teks sederhana yang menjelaskan algoritma atau langkah-langkah penyelesaian program.
Anda perlu memastikan agar penulisan pseudocode tetap spesifik dan konsisten, terutama dalam penggunaan huruf kapital.
Gunakanlah huruf kapital untuk menulis kode perintah pada notasi pseudocode, misalnya ELSE, IF, THEN, FOR, atau notasi-notasi lainnya..
3. Gunakan Indentasi
Beberapa bahasa pemrograman seperti Phyton umumnya ditulis menggunakan indentasi. Meski penulisan pseudocode tidak memiliki aturan tersendiri, namun penggunaan indentasi dapat memudahkan Anda dalam membaca notasi-notasi pseudocode.
4. Pastikan Kode Tetap Sederhana
Apabila Anda sedang mempelajari cara membuat pseudocode, maka pastikanlah Anda membuatnya tetap sederhana dan mudah dipahami dengan tidak terlalu sering menyisipkan istilah teknis.
Dengan demikian, Anda dapat membantu pembaca, terutama tim dengan pengetahuan pemrograman terbatas, untuk memahami logika dan alur program yang dijalankan.
5. Satu Pernyataan untuk Setiap Baris
Cara membuat pseudocode ini dapat membantu Anda untuk fokus pada satu pemecahan masalah pada satu waktu. Dalam pseudocode, satu pernyataan yang jelas dan spesifik umumnya menggambarkan satu langkah dalam algoritma.
Oleh karena itu, prinsip satu pernyataan untuk setiap baris ini dapat mempermudah pemahaman dan pembuatan program, serta meminimalkan potensi kesalahan dalam proses pengembangan perangkat lunak.
6. Sediakan Spasi Antar Blok
Untuk memastikan penyusunan komponen pseudocode tetap rapi dan mudah dibaca, Anda bisa menggunakan spasi di antara “blok” algoritma.
7. Periksa Kembali Pseudocode
Dalam melakukan pemeriksaan ini, Anda bisa meninjau beberapa hal seperti:
Pastikan pseudocode mudah dibaca dan dimengerti oleh orang lain.
Pastikan bahwa logika pseudocode, langkah dan pernyataannya sudah cukup konsisten, tidak ambigu, dan tidak tumpang tindih.
Telusuri pseudocode untuk memastikan tidak ada kesalahan atau bug dalam alur logika dan segera perbaiki apabila Anda menemukan bug di dalamnya.
Pastikan bahwa logika pseudocode yang disusun dapat dikonversi ke dalam bahasa pemrograman tertentu.
Menghitung Luas Segitiga
program hitung_luas_segitiga;
var
luas, alas, tinggi: integer;
begin
alas := 25;
tinggi := 30;
luas := (1/2) * alas * tinggi;
writeln('Luas segitiga: ', luas);
end.
Menghitung Luas Lingkaran
program hitung_luas_lingkaran;
var
phi: real;
r, luas: integer;
begin
phi := 22/7;
write('Masukkan nilai jari-jari lingkaran: ');
readln(r);
luas := round(phi * r * r);
writeln('Luas lingkaran adalah: ', luas);
end.
Kosa-kata atau Notasi Pseudocode
Agar semakin memahami apa itu pseudocode, Anda juga perlu mempelajari notasi-notasi yang sering digunakan untuk mendeskripsikan setiap proses pada algoritma pemrograman.
Notasi pseudocode adalah rangkaian kode yang umumnya digunakan dengan tujuan mempermudah komunikasi dan fungsi pada masing-masing kode pemrograman. Berikut adalah notasi pseudocode yang harus Anda ketahui.
1. INPUT
Notasi pseudocode "INPUT" digunakan untuk menunjukkan proses memasukkan suatu nilai ke dalam variabel. Notasi ini umumnya dimanfaatkan dalam proses mengambil data dari pengguna atau sumber lainnya.
2. OUTPUT
Notasi “OUTPUT” umumnya digunakan untuk menunjukkan keluaran atau hasil dari suatu algoritma.
3. FOR
Notasi “FOR” digunakan untuk menggambarkan sebuah perulangan perhitungan dengan iterasi yang jelas. Biasanya, perulangan ini akan berlangsung sebanyak iterasi yang ditentukan.
4. WHILE
Notasi "WHILE" adalah salah satu elemen penting dalam pseudocode yang digunakan untuk merincikan perulangan dalam algoritma.
Dengan notasi "WHILE," sebuah proses akan terus diulang selama suatu kondisi tertentu terpenuhi. Dalam proses ini, pseudocode bertugas merinci kondisi perulangan dengan jelas.
5. REPEAT- UNTIL
Notasi pseudocode ini digunakan untuk menggambarkan sebuah perulangan yang memiliki kondisi akhir.
Artinya, sebuah proses akan diulang sampai kondisi tertentu terpenuhi. Aspek ini menjadikannya berbeda dengan "WHILE" yang memerlukan kondisi awalnya terpenuhi.
6. IF - THEN - ELSE
Notasi "IF - THEN - ELSE" digunakan untuk menggambarkan pengambilan keputusan berdasarkan beberapa kondisi.
Jika suatu kondisi terpenuhi ("IF"), maka suatu tindakan akan diambil ("THEN"), dan jika tidak, tindakan alternatif lain dapat diambil ("ELSE").
7. Komentar
Menggunakan tanda '#' atau '//' (mirip dengan bahasa pemrograman) untuk memberikan komentar atau penjelasan pada langkah-langkah pseudocode.
Contoh: # text contoh komentar
8. Inisialisasi Variabel
Notasi ini dapat digunakan untuk menunjukkan bagaimana variabel diinisialisasi dan diberi nilai awal.
Contoh: x = 0
9. Fungsi dan Prosedur
Menggunakan NAMA_FUNGSI (parameter) untuk menunjukkan pemanggilan fungsi atau prosedur.
Contoh: total = HITUNG_TOTAL(x, y)
STRUKTUR PSEUDOCODE YANG SERING DIGUNAKAN
Struktur dipakai guna menjadi acuan agar pembuatan algoritma lebih mudah. Walaupun tidak memiliki ketentuan yang pasti, umumnya, struktur pseudocode terdiri dari tiga penyusun, yaitu:
JUDUL
Sesuai dengan namanya, bagian JUDUL berisikan judul algoritma yang akan digunakan oleh programmer.
DEKLARASI
Pada bagian DEKLARASI ini berisikan keterangan variabel atau konstanta yang akan digunakan dalam algoritma.
IMPLEMENTASI
Bagian IMPLEMENTASI berisikan proses atau command atau langkah yang akan dilakukan di algoritma. Bagian ini adalah bagian penting dari pseudocode. Pada bagian ini dapat dijabarkan proses-proses, seperti proses conditional (if/else), operasional (penjumlahan, pengurangan, dan sebagainya), serta perulangan (for).
PENGERTIAN ALGORITMA
Pengertian algoritma secara umum adalah sekumpulan langkah-langkah berurutan yang jelas yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Algoritma komputer berupa sederet susunan langkah yang berurutan berdasarkan sistematika tertentu untuk memunculkan solusi komputasional.
FUNGSI ALGORITMA
Algoritma berfungsi penting dalam pembuatan program komputer dengan mengubah permasalahan ke bahasa pemrograman.
Konsep algoritma dalam dituangkan dalam bahasa pemrograman, sehingga menjadi program komputer yang bisa digunakan banyak orang.
Berikut ini adalah contoh fungsi algoritma:
- Membantu memecahkan suatu permasalahan dengan logika dan sistematis.
- Membuat suatu program untuk penyelesaian masalah tertentu.
- Dapat digunakan berkali-kali.
- Menyederhanakan sebuah program yang rumit.
- Mengatasi permasalahan yang ada secara berurutan.
- Memudahkan pembuat program komputer untuk mengedit/memodifikasi program tanpa harus mengubah keseluruhan program.
- Memudahkan pembuat program komputer untuk menyusun program yang lebih rapi dan terstruktur.
CIRI-CIRI ALGORITMA
1. Finiteness (Punya Keterbatasan)
Algoritma harus berhenti setelah mengerjakan sejumlah langkah terbatas untuk memecahkan masalah tertentu secara spesifik.
2. Definiteness (Punya kepastian)
Algoritma harus memiliki perintah pasti dan spesifik, sehingga langkahnya tidak memiliki makna ganda (ambigu).
3. Input (Punya masukan)
Algoritma harus memiliki input, yaitu suatu masalah yang akan dipecahkan atau diproses. Besaran nilainya berkisar dari nol atau lebih input.
4. Output (Punya keluaran)
Algoritma harus memiliki output, yang berupa penyelesaian masalah atau solusi. Output ini berupa pesan atau besaran yang sesuai dengan input.
5. Effectiveness (Efektif)
Algoritma harus memiliki nilai efektivitas, yaitu menyederhanakan langkah-langkah rumit menjadi perintah sederhana yang menghemat waktu.
PENGERTIAN FLOWCHART
Flowchart atau bagan alur adalah diagram yang menampilkan langkah-langkah dan keputusan untuk melakukan sebuah proses dari suatu program. Setiap langkah digambarkan dalam bentuk diagram dan dihubungkan dengan garis atau arah panah.
Flowchart berperan penting dalam memutuskan sebuah langkah atau fungsionalitas dari sebuah proyek pembuatan program yang melibatkan banyak orang sekaligus. Selain itu dengan menggunakan bagan alur proses dari sebuah program akan lebih jelas, ringkas, dan mengurangi kemungkinan untuk salah penafsiran. Penggunaan flowchart dalam dunia pemrograman juga merupakan cara yang bagus untuk menghubungkan antara kebutuhan teknis dan non-teknis.
Fungsi flowchart
Fungsi utama dari flowchart adalah memberi gambaran jalannya sebuah program dari satu proses ke proses lainnya. Sehingga, alur program menjadi mudah dipahami oleh semua orang. Selain itu, fungsi lain dari flowchart adalah untuk menyederhanakan rangkaian prosedur agar memudahkan pemahaman terhadap informasi tersebut.
Jenis flowchart
Flowchart sendiri terdiri dari lima jenis, masing-masing jenis memiliki karakteristik dalam penggunaanya. Berikut adalah jenis-jenisnya:
Flowchart dokumen
Pertama ada flowchart dokumen (document flowchart) atau bisa juga disebut dengan paperwork flowchart. Flowchart dokumen berfungsi untuk menelusuri alur form dari satu bagian ke bagian yang lain, termasuk bagaimana laporan diproses, dicatat, dan disimpan.
Flowchart program
Selanjutnya kita akan membahas flowchart program. Flowchart ini menggambarkan secara rinci prosedur dari proses program. Flowchart program terdiri dari dua macam, antara lain: flowchart logika program (program logic flowchart) dan flowchart program komputer terinci (detailed computer program flowchart).
Flowchart proses
Flowchart proses adalah cara penggambaran rekayasa industrial dengan cara merinci dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem.
Flowchart sistem
Yang keempat ada flowchart sistem. Flowchart sistem adalah flowchart yang menampilkan tahapan atau proses kerja yang sedang berlangsung di dalam sistem secara menyeluruh. Selain itu flowchart sistem juga menguraikan urutan dari setiap prosedur yang ada di dalam sistem.
Flowchart skematik
Terakhir ada flowchart skematik. Flowchart ini menampilkan alur prosedur suatu sistem, hampir sama dengan flowchart sistem. Namun, ada perbedaan dalam penggunaan simbol-simbol dalam menggambarkan alur. Selain simbol-simbol, flowchart skematik juga menggunakan gambar-gambar komputer serta peralatan lainnya untuk mempermudah dalam pembacaan flowchart untuk orang awam.
Simbol flowchart
Pada dasarnya simbol-simbol dalam flowchart memiliki arti yang berbeda-beda. Berikut adalah simbol-simbol yang sering digunakan dalam proses pembuatan flowchart.
Simbol-simbol di atas memiliki jenis dan fungsi yang berbeda-beda. Ada yang berfungsi untuk menghubungkan satu simbol dengan simbol lainnya seperti simbol flow, on-page dan off-page reference. Selain itu ada juga simbol yang berfungsi untuk menunjukan suatu proses yang sedang berjalan, dan yang terakhir terdapat simbol yang berfungsi untuk memasukan input dan menampilkan output.
1. Flowchart & Algoritma Menghitung Luas Segitiga
Algoritma Menghitung Luas Segitiga
Analisis :
Input : a (alas) dan t (tinggi)
Luas Segitiga = a*t/2
Algoritma :
Masukan nilai alas (a) dan nilai tinggi segitiga (t)
Maka untuk menghitung luas digunakan rumus alas dengan tinggi yang sudah ditentukan
Rumus untuk menghitung Luas Segitiga yaitu L = 1/2*a*t
Nilai L (Luas) akan dicetak sebagai output ke perangkat output (keluaran)
PseudoCode,dan Flowchart Menghitung Luas Segitiga
PSEUDO CODE :
1. Begin
2. input ('alas')
3. Input ('tinggi')
4. Luas Segitiga <----- 0.5*alas*tinggi
5. Output ('Luas Segitiga')
6. End